Tidur Di Lantai Dapat Menyebabkan Bell’s Palsy, Benarkah Itu?

Tidur Di Lantai Dapat Menyebabkan Bell’s Palsy, Benarkah Itu?

by -
6770

bahaya tidur dilantai

Lensaremaja.com – Setiap orang memiliki kebiasaan yang berbeda-beda satu sama lain. Mungkin Anda menganggap kebiasaan yang Anda lakukan itu kecil, seperti halnya kebiasaan untuk tidur di lantai. Namun tahukah Anda akan bahwa kebiasaan kecil tersebut akan berdampak besar bagi kesehatan?

Menurut dokter ahli syaraf RS Gatot Subroto, Dr Hardi Pranata SpS MARS “Orang yang duduk dekat jendela kendaraan, kereta api, tiduran diatas lantai dengan menempelkan pipi di lantai berpotensi mengalami Bell’s Palsy.”

Kenapa?

Sifat zat polutan (debu, gas yang berbahaya) akan mengendap dipermukaan lantai. Terutama jika menggunakan karpet dilantai sebagai alas tidur dan menggunakan kipas angin untuk pendingin ruangan. Kebiasaan ini dapat membuat angin dari kipas membawa virus masuk kedalam rongga telinga. Jika kita menghirup O2 dan mengeluarkan CO2, maka lambat laun O2 yang Anda hirup akan menipis dan CO2 yang semakin bertambah dan akhirnya terhiruplah oleh hidung kita. Sehingga kebiasaan tidur di lantai dapat menyebabkan Bell’s Palsy.

Apakah yang dimaksud dengan Bell’s Palsy?

Mungkin Anda belum begitu familiar dengan penyakit ini. Bell’s Palsy ini berbeda dengan stroke. Bell’s Palsy adalah penyakit yang menyerang saraf wajah sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan otot pada salah satu sisi wajah. Penyakit ini ditemukan pada abad ke-19 oleh Sir Charles Bell. Keluhan yang dirasakan oleh para penderita Bell’s Palsy yakni wajah yang tidak simetris, kelopak mata yang tidak menutup sempurna, tidak dapat mengangkat alis serta gangguan pengecapan.

Berbeda dengan stroke, pada Bell’s Palsy tidak disertai dengan kelemahan anggota gerak. Karena kerusakan saraf yang berbeda. Jika stroke disebabkan oleh rusaknya bagian otak yang mengatur pergerakan salah satu tubuh, namun kerusakan penderita Bell’s Palsy yakni kerusakan pada saraf wajah.

Sekitar 80 – 85 % para penderita Bell’s Palsy dapat sembuh dalam 3 bulan. Menurut beberapa penelitian, obat antivirus dan antiinflamasi dapat mempercepat proses penyembuhan Bell’s Palsy. Sedangkan nyeri dapat diatasi dengan analgetik seperti parasetamol dan ibuprofen. Alternatif terapi yang dapat dilakukan untuk relaksasi wajah dan otot – otot wajah adalah Botolinum toxin type A atau yang lebih dikenal dengan sebutan botox .

Oleh karena itu, tak ada salahya jika Anda meninggalkan kebiasaan lama. Karena kesehatan sangatlah penting. Lebih baik menjaga daripada mengobati bukan?

BERIKAN KOMENTAR