Pernah Ada Rencana Pembunuhan Ahok dalam Telegram?

0
43
Share on Facebook
Tweet on Twitter
Ahok
Copyright ©Pool

Pernah Ada Rencana Pembunuhan Ahok dalam Telegram?

Lensaremaja.com – Pemerintah melalui Kemeneterian Komunikasi dan Informatikan (Kemkominfo) secara resmi melakukan pemblokiran kepada layanan Telegram di Indonesia. Aplikasi pesan singkat ini diduga telah digunakan oleh kelompok teroris untuk menyebarkan paham radikalisme. Tidak hanaya itu, mereka menggunakannya untuk komunikasi dalam aksi teror.

BACA JUGA : Kasus Buni Yani, Jaksa Siapkan Ahok Sebagai Saksi!

Dirjen Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, diketahui sejak 2015 lalu, kelompok teroris telah terditeksi menggunakan layanan itu untuk melakukan komunikasi dalam aksi teror mereka.

Salah satunya komunikasi yang terdeteksi itu adalah adanya rencana pembunuhan kepada mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. “Yang memiliki data lengkap BNPT dan Densus,” kata Samuel, Selasa (18/7).

Menurut keterangan Samuel, rencana pembunuhan kepada Ahok akan dilakukan bersamaan dengan pengeboman mobil dan tempat ibadah pada tanggal 23 Desember 2015 lalu. Tidak hanya terkait dengan rencana pembunuhan Ahok, adanya penikaman yang dilakukan kepada dua anggota polisi di Masjid Falatehan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (30/6/17), juga merupakan dasar dari pemerintah melakukan pemblokiran pada Telegram.

“Pergerakan mereka sudah kalang kabut. Mereka mau pindah, pindah saja. Tetapi, kemampuan layanan perpesanan chat lain berbeda dengan Telegram. Sekali lagi, kita tekankan adalah kita hanya memantau niatan jahat kepada bangsa,” ucap dia.

Sidang Ahok, Jaksa Bacakan Berita Acara Saksi yang Meningggal Dunia
Copyright ©Kabarnerita

Terkait dengan hal ini, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, Telegram merupakan sebuah aplikasi favorit dari para teroris untuk melakukan komunikasi. Pihaknya menambahkan, aplikasi ini juga sering digunakan oleh kelompok teroris yang terlibat dalam beberapa kasus di Indonesia belakangan ini.

BACA JUGA : Berita Hari Ini: Begini Cerita Djarot Soal Kondisi Ahok di dalam Penjara!

Seperti halnya kasus bom Thamrin, Kampung Melayu, bahkan adanya jaringan teror di Bandung beberapa waktu lalu. Diduga, Telegram menjadi sebuah aplikasi favorit karena memiliki beberapa keunggulan.

“Karena selama ini fitur Telegram banyak keunggulan. Diantaranya, mampu membuat grup hingga 10.000 member dan dienkripsi. Artinya, sulit dideteksi. Ini jadi problem dan jadi tempat saluran komunikasi paling favorit oleh kelompok teroris,” ujar Tito setelah acara Bhayangkara Run di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Minggu (16/7/17).

Selain adanya beberapa aksi teror bom dan rancana pembunuhan kepada Ahok tersebut, membuat pemerintah melalui Kemkominfo memutuskan untuk melakukan pemblokiran kepada Telegram.

BACA JUGA : 4 Layanan Internet yang Kena Blokir di Indonesia, Termasuk Telegram!

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY