Begini Penjelasan BMKG Mengenai Fenomena Langka Hujan Es di Surabaya!

0
340
Share on Facebook
Tweet on Twitter
Hujan Es Surabaya
Copyright ©kompas

Begini Penjelasan BMKG Mengenai Fenomena Langka Hujan Es di Surabaya!

Lensaremaja.com – Di wilayah Surabaya telah terjadi kejadian langka, pada Selasa (7/3/12) sore. Pada saat itu wilayah Kota Pahlawan tersebut telah dilanda hujan es, dalam kejadian tersebut juga telah disertai dengan adanya angin kencang.

Akibat dari kejadian hujan es Surabaya ini menyebabkan beberapa rumah warga dan kendara yang mengalami kerusakan. Bahkan banyaknya beberapa pohon yang berada di kawasan tersebut bertumbangan.

Sehingga dengan ini seluruh warga yang telah dihimbau untuk berhati-hati. Khusunya kepada para pengendara yang berada di jalanan. Karena adanya kejadian hujan es Surabaya ini membuat jarak pandang yang semakin pendek.

Dalam cuaca yang ekstrim tersebut, hujan yang telah mengguyur wilayah Surabaya ini disertai dengan adanya angin kencang. Hal tersebut terjadi pada beberapa titik di ruas jalan Surabaya sehingga mengakibatkan beberapa pohon yang bertumbangan di tengah jalan.

Dilansir dari Jawapos, di jalan Kutisari, Karah, Jemursari, Manyar depan Kebun Bibit, Prapen, Depan RSI 1, dan depan STTS Ngagel, terlihat banyaknya pohon yang telah tumbang ke ruas jalan akibat adanya hujan es Surabaya.

ilustrasi-hujan
Copyright ©Antara

Sedangkan di dekat Carefour A. Yani yang berada di depan pabrik sabun, telah dikabarkan kalau beberapa pohon yang telah tumbang pada kawasan tersebut telah menimpa satu mobil Innova putih yang sedang terpakir.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Klas I Juanda-Surabaya Albertus Kusbagio  mengungkapkan, bahwa kejadian hujan es Surabaya itu terjadi karena adanya awan cumolonimbus alias CB yang cukup besar.

“Butiran air super dingin tersebut menjadi es,” kata Albertus.

Dari pergerakan awan tersebut yang menyebabkan terjadinya hujan es Surabaya ini juga terpatau dari citra radar di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Sedangkan untuk ketinggian dari awan tersebut sekitar 4 kilometer.

Sehingga pada saat jatuh sebagai hujan, tidak sempat mencair lantaran butiran es yang berada di awan tersebut telalu besar. “Jadi saat jatuh sampai tanah masih ada yang berupa butiran es. Dalam istilah meteorologi, hal tersebut dinamakan hail,” ujarnya.

baja juga :

BMKG Prediksi Curah Hujan Wilayah Jabodetabek Terus Meningkat, Banjir di Jakarta Makin Parah?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY